(https://illuminatiwatcher.com)
Saya adalah seorang mahasiswa tingkat akhir yang
sebentar lagi berkutat di depan laptop dengan tujuan menyusun tulisan ilmiah
yang tidak berguna digunakan sebagai syarat untuk lulus pada jenjang Strata
1. Selama saya kuliah, saya bisa dikatakan mahasiswa amfibi dimana berada
diantara mahasiswa umum a.k.a biasa a.k.a MAUM dan mahasiswa organisasi yang
pasif.
Konon katanya, dunia organisasi adalah suatu hal
yang penting pada saat anda berkuliah. Jika tidak terlibat dalam organisasi
berarti anda bukan mahasiswa sesungguhnya, mahasiswa yang gapeduli, mahasiswa
yang tujuannya hanya mencari ijazah, mahasiswa lemah, bukan aktivis. Dan
katanya juga, Organisasi itu penting karena pasti korporat-korporat di luar sana
pasti mendahulukan orang yang mempunyai pengalaman organisasi. Hmmm iya kah?
Dari kacamata saya sebagai seorang penghuni lama
kampus, Mahasiswa baru atau yang kita sering sebut MABA, berbondong-bondong
mendaftar organisasi di dalam kampus. Ada yang niatnya memang mencari teman, mencari
kekuasaan , mencari pacar, mencari tempat nongkrong saat waktu luang, dan mencari
pengalaman organisasi seperti yang saya katakan diatas, karena mendengar bahwa
korporat lebih suka pada anak organisasi.
Saya mengakui bahwa memang Organisasi itu penting
untuk mengembangkan diri sampai menjadi terbiasa bekerja sama dengan orang lain
atau dengan satu tim. Namun yang membuat
saya sedikit tidak nyaman adalah pandangan dari mahasiswa yang terlibat
organisasi atas MAUM. Mereka menganggap MAUM adalah anak-anak yang gapeduli
dengan kampusnya, anak-anak yang gatau apa-apa. Pokoknya Mahasiswa organisasi itu seperti tahu
segalanya ketimbang MAUM.
Mahasiswa Organisasi "yang biasanya" seperti
itu, karena menganggap mereka sering beradu argumentasi, sering berdiskusi, sering
membedah buku, sering demo, lebih kritis. Namun pertanyaannya apakah
MAUM tidak dapat melakukan itu semua?
Contohnya saja teman saya sebut saja BAMBANG. Dia merupakan
mahasiswa yang tidak terlibat dalam organisasi apapun di kampus. Ketika
dikelas, dia itu sangat kristis, selalu gemar bertanya, bahkan berani adu
argumentasi dengan dosen. Saya tidak tahu apakah dia orang yang maniak buku,
sangat cepat daya tangkapnya, atau bahkan seorang aktivis di luar kampus, namun
tidak ada yang tahu.
Soal kemampuan itu relatif, tergantung kemampuan
otak dan daya tangkap, ada yang cepat atau lambat. Dalam perkuliahan, pasti
mahasiswa memilki perbedaan didalam menangkap ilmu dari penjelasan dosen,
tergantung kemampuan otak masing-masing.
Bisa jadi para MAUM itu belajar organisasi di
luar kampus seperti teman saya tadi, karena melihat suasana organisasi di dalam
kampus itu membosankan, tidak akan berkembang, yang dibahas itu-itu saja,
ketemu orang yang sama setiap hari, sampai kurang menantang karena kalau ga
masalah duit paling clash antar organisasi. Maka dari itu mereka yang berlabel
MAUM seperti apatis dengan kegiatan di
dalam kampus, karena di luar lebih menyenangkan *wallahualam.
Atau bisa juga mereka tidak bisa bergabung didalam
organisasi karena banyak alasan yang menghalangi mereka. Seperti faktor rumah
jauh, ada kerjaan diluar demi membayar uang kuliah, atau lain hal. Sama halnya
seperti saya, karena faktor jarak rumah dan kampus yang cukup jauh, sehingga
saya diawal semester memutuskan untuk tidak gabung dan menjadi anggota aktif.
Jadi menurut hemat saya, mahasiswa itu sebenarnya
sama saja, janganlah membedakan kemampuan seseorang dengan mengklasifikasikan dia
mahasiswa aktivis, dia mahasiswa organisasi banget, dia mahasiswa biasa a.k.a
MAUM, dia mahasiswa yang Cuma bisa nongkrong, dsb. Karena kita sama sama
mengejar impian di tempat yang sama, sama-sama menjadi generasi penerus bangsa,
namun mungkin jalan yang kita tempuh sangatlah berbeda jauh. Sama halnya dengan
jangan memandang sebelah mata orang yang dianggap boneka yang sekarang berubah
menjadi orang, xixixixixi~
Written by kuroash7
Written by kuroash7
Kak buat artikel tentang kuliah dong
BalasHapusselaw, terima kasih sudah mampir :)
Hapus