Pramoedya Ananta Toer

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.

Breaking

Loading...

Senin, 21 Januari 2019

Euis ‘Keluarga Cemara’ yang Ngasih Tamparan buat Anak Pertama


(Sumber gambar: Kompas.com)

-----(SPOILER ALERT)-----

“Bah, maafin Euis ya ….”

·       Hayo ngaku, siapa yang kejer nonton Keluarga Cemara?

·       Hayo ngaku, siapa yang pengen punya rumah di pedalaman setelah nonton Keluarga Cemara?

·       Hayo ngaku, siapa yang terus-terusan dengerin lagu Harta yang paling berharga adalah keluarga~ setelah nonton Keluarga Cemara?

·       Terakhir nih, ngaku aja deh yang tiba-tiba jatuh hati sama tokoh Euis dalam film Keluarga Cemara?

Tenang sodara-sodara, gue pun demikian. Poin-poin di atas bukan sindiran kok, melainkan yang gue rasain juga setelah nonton Keluarga Cemara. Nah, buat artikel yang ditulis oleh Kontributor Molor satu ini. Gue nggak ngebahas filmnya secara menyeluruh ataupun ngebedah dari deduktif ke induktif.

Karena Mas Kuroash7, pemilik blog ini udah pernah ngebahas filmnya secara menyeluruh dengan pembawaannya yang apik nan berkesan. Jangan lupa di cek ripiu-nya sebelum lanjut baca ripiu versi gue.

Tapi, kalo kalian ngeh dengan karakter tulisannya si Kontributor Molor alias gue. Gue akan ngebahas satu tokoh yang menarik dari sebuah film lalu dikaitin dengan peristiwa-peristiwa yang related sama kehidupan kita.

Kebetulan, Kontributor Molor udah pernah ngebedah tokoh Milea dalam film Dilan ‘ngehe’ 1990. Jadi, jangan lupa di cek juga ya artikel Neng Milea.

Teh Euis dan Gambaran Anak Pertama
Kejutan! Iya, gue pribadi adalah anak pertama. Maka dari itu tokoh Euis ini istimewa banget buat gue, selain ekhm cakep, dia juga tokoh yang bener-bener bisa mewakili sifat dan tingkah laku anak pertama.

Kok bisa?

Pertama, Euis diceritakan sebagai perempuan yang memiliki potensi di bidang yang dia sukai (menari) bahkan memiliki tekad besar untuk menggeluti hobinya tersebut. (Santai saudara-saudara, Kontributor Molor gak suka nari kok, mungkin ini satu dari beberapa hal yang membedakan gue dengan Euis) pengen banget disamain kayak Euis yak gue wkwk.

Jangan salah, ada satu kesamaan di sini yang mungkin juga dirasakan oleh beberapa anak pertama lainnya, yaitu TEKAD BESAR dalam menggeluti hal yang disuka. Gue pribadi suka nulis sejak duduk di bangku kelas 6 SD hingga detik ini masih gemar menulis dan memiliki tekad besar untuk bisa nyetak buku secara komersil.

Mungkin, gak cuman anak pertama aja sih yang punya sifat begitu. Tapi, karena di sini konteksnya anak sulung. Gue seolah melihat tekad yang dipupuk oleh Euis ini sangat amat besar.

Adanya gairah dan semangat yang membara ketika dia menari, bisa memberikan persepsi bahwa Euis, udah mewakili kita semua sebagai anak sulung di dalam film itu lewat ‘keperkasaannya’ dalam mempertontonkan tekadnya.

Kedua, Euis itu Alpha Female. Dari tekadnya yang besar melahirkan sisi pemimpin dia. Hal ini bisa dikulik lewat bagaimana pembawaan Euis yang nggak ba-bi-bu waktu ngambil keputusan. Orangnya emang ketus kalo moodnya berantakan, tetapi dia bisa multi-tasking dengan melaith adiknya menari dan membantu Ibunya berjualan opak.

Tetapi, sisi alpha-nya ini sering nggak di rem sehingga bertemu pada satu titik di mana dia harus berdebat sengit dengan Abah. Nah, dari hal ini memunculkan poin Ketiga, yaitu keegoisan.

Mungkin ya, buat lo yang punya kakak khususnya kakak pertama. Pasti deh dia orangnya mau dimengerti terus, didengerin terus, dimanja terus. Nggak heran mereka selalu dituruti permintaannya. (tenang gak semua anak sulung begitu kok wkwk~).

Nah di sinilah pembeberannya. Euis itu egois, kita harus sepakat dengan ini. Misalnya, kayak saat dia pengin bertemu sahabat-sahabatnya di kota padahal udah dilarang Abah karena kondisi keluarganya yang lagi semrawut. Tapi dia tetep nemuin walaupun pada akhirnya apes karena Euis telah tergantikan.

Lalu, berulang kali menyesali keputusan Abah yang mengharuskan mereka pindah dari kota ke desa. Emang sih semua orang butuh adaptasi apalagi dengan cobaan yang berat. Pasti gak mudah bagi Euis mengingat umurnya yang masih belia pula.

Tapi kurang lebih itu pernah gue rasain sebagai anak pertama. Di mana tingkat keegoisan gue kadang berlebihan dan sering banget berdebat dengan orang tua, khususnya bapak karena beliau paling gak suka kalo ada anaknya yang keluar dari aturan main dan etiket yang udah kita sepakati bersama di rumah.

Gue nggak bisa menilai diri sendiri tapi saat nonton film Keluarga Cemara dan melihat sosok Euis ini. Seolah menjadi tamparan dan cerminan diri gue sebagai anak pertama yang sering berbuat sesuka hati. Sehingga, film ini berhasil membuat gue bertanya-tanya dalam hati “Oh jadi gini toh, gambaran gue kalo lagi ngambek.”

Emang sih pada dasarnya anak pertama memiliki privilege. Tapi bukan berarti lo bisa bertindak semena-mena. Pokoknya gue bersyukur banget ada film Keluarga Cemara ini yang mana bisa membuat gue berpikir dan menjadikannya bahan evaluasi diri untuk menyambut masa depan. Anjay!

Keempat, last but not least. Anak pertama dikenal sebagai anak loyal dan penyayang. Hal ini bisa disaksikan lewat sosok Euis yang berani untuk meminta maaf duluan atas kesalahannya, membela adiknya saat rumah mereka yang di desa hendak dijual, dan menunjukan rasa setia kepada keluarganya dengan cara nurut serta selalu berada di dekat keluarganya sewaktu-waktu mereka butuh Euis.

Tentunya, sifat itu gak cuman ditemui dari anak sulung. Tapi, ada hal yang membedakan mengapa sifat tersebut sangat berkesan apalagi ketika diperankan oleh Euis sebagai calon pemangku takhta keluarga. Karena anak pertama adalah panutan bagi adik-adiknya dan kelak menjadi gacoan buat keluarganya.

Sederhananya begitu. Bagaimana sosok Euis yang terlihat rapuh ternyata memberikan kita banyak banget nilai moral terutama cerminan dan tamparan bagi anak sulung.

Ya, kurang lebihnya mohon maap yak atas ripiu-nya. Pantengin terus artikel-artikel lainnya. Dan jangan sungkan buat ngutarain komentar kalian di kolom yang telah tersedia di bawah!



RATING KELUARGA CEMARA: 9.5/10

“Kalo kita semua tanggung jawab Abah, Abah tanggung jawab siapa?” – Euis.

Written by Kontributor Molor

Tidak ada komentar:

Posting Komentar