(Alinea.id)
Film ini
sudah menarik perhatian ketika trailer pertama muncul. Karena pemirsa seakan
diajak untuk kembali nostalgia dengan “Ada Apa Dengan Cinta” yang
menampilkan Cinta Cuek dari Rangga (Nicholas Saputra) dan Sikap
Malu-Malu Kucing dari Cinta (Dian Sastro). Eitss namun ternyata bukan
kembali mengajak pemirsa untuk mengenang Rangga dan Cinta, namun kisah Rangga
dan Cinta hanya sebagai teman dekat hmmmm.
Aruna&Lidahnya
merupakan film yang adaptasi dari novel karya Laksmi Pamuntjak. Dan Laksmi sendiri dipercaya untuk menjadi Co Chef (Penulis Naskah)
dalam film arahan Seorang “Pedatang Baru” Edwin (Chef/Sutradara). Dalam Film
ini menceritakan tentang keragaman kuliner nusantara yang dituntun oleh Aruna
(Dian Sastro), Lidahnya, Bono (Nicholas Saputra), ditemani Nadezhda (Hannah Al
Rashid) dan Farish (Oka Antara). Namun bukan hanya diajak untuk “ngilerin”
makanan yang Ajipppp, tetapi juga bercerita dari sudut yang cerdas tentang
politik, temannya (korupsi), dan tentu saja percintaan orang dewasa (xxx).
------SPOILER ALERT-------
Ini merupakan film yang saya tunggu-tunggu ketika menonton trailer
pertamanya rilis. Dan akhirnya saya bisa menontonnya walaupun sendirian.
Alasan mengapa saya ingin sekali menonton ini adalah karena Ada Rangga dan
Cinta yang sangat ikonik itu, ada makanan yang jarang sekali film indonesia
mengangkat genre ini, ada Yura Yunita mengisi Soundtracknya, dannnn ada mas
Edwin a.k.a BabiButaFilm yang karyanya saya sangat suka yaitu POSESIF!(kayak
saya).
Saya gausah lah ya nyeritain biografi Edwin dan film Edwin dan pengalaman
Edwin, karena review-review yang ada kayak gitunya udah basi kek nasi. Kamu
bisa langsung searching di google atau ga ketemuan aja langsung sama mas Edwin
hehe.
Okee, ayo kita mulai. Namun saya gak banyak-banyak spoiler lah biar
kamu-kamu yang belom nonton, gak nyalahin saya karena menulis ini.
Film ini diawali dengan Aruna dan Lidahnya dan seluruh tubuhnya yang
memakai busana pastinya, sedang memasak sop buntut, ASLI itu sop buntut enak
banget kelihatannya, sinematografinya bagus banget. Semua makanan dalam film
ini serasa ada didepan kamu dan siap untuk dilahap. Hmmm saya jadi laper kan
gara-gara ngebayangin.
Ditengah-tengah film konflik pun mulai terjadi, intrik-intrik masalah sudah
tercium dan masalah percintaan sudah mulai kerasa. Saya gak akan bilang siapa
cinta siapa atau siapa suka siapa, biar kamu nonton sendiri. Kalau Akhir dalam
film ini, you know lah xixixixixixi~.
Yang membuat film ini menarik bukan hanya penggambaran beragam kuliner
nusantara, namun banyak dialog-dialog cerdas dan sentilan sedikit akan
permasalahan yang ‘sering’ sekali terjadi di dunia nyata negara Indonesia. Kamu
bakal paham deh kalo nontonnya serius gak pake Grepe-grepe.
Oh iya berbicara tentang soundtracknya, film ini harus berterima kasih
kepada mbak Yura Yunita dengan Takkan Apa-nya yang menyihir kita untuk larut
dalam film ini sampai Budhe Soimah dengan Hook A Hook E-nya yang membuat kita
bahagia seakan mau joget trus nyawer mbak-mbak XXI.
Udah ah reviewnya singkat aja, jangan banyak-banyak soalnya orang Indonesia
sekarang males baca tulisan yang kebanyakan. Pokoknya kamu yang belum nonton,
tontonlah! Film ini bagus plus bikin LAPER!! Tapi jangan makan dulu sebelum
nonton, biar kerasa “NGILER-NYA!!”.
Rate 9/10
Written by kuroash7
Written by kuroash7
Tidak ada komentar:
Posting Komentar